Hai sobat… #catatanfyin kembali
lagi dengan petualangan barunya ke luar jawa, wow… kemana?? Pulau Tidung
kepulauan seribu. Yups walaupun kepulauan ini termasuk wilayah provinsi DKI
Jakarta, namun suasananya kontras sekali dengan hingar bingar khas Ibukota
Negara. Pulau yang indah dengan pantai yang menawan serta penduduk yang ramah,
sunyi sepi khas daerah kepulauan.
Untuk newbie kayak saya yang
kepengen wisata kesana, langkah awal cari koneksi, info tanya sana-sini about
trip to kepulauan seribu. Yups dapat info travel dari seorang kawan langsung
dihubungkan dengan travelnya. Dan harus ada kawan antara 7-10, sekali lagi saya
harus cari kawan yang sevisi dan misi dalam hal jalan- jalan hahaha… kalo untuk
japri satu- satu or ngomong tatap muka agak susah juga karena posisi saya
sedang UAS ( ya Allah ampuni aku yang sudah memikirkan jalan- jalan padahal
ujian belom kelar :D). Akhirnya saya memanfaatkan medsos WA, kenapa pilih WA??
Karena jaringan pertemanan di WA terbatas orang yang kita kenal ja. Share
announcement at group’s yang ada dan bom status hahaha…
Jeng jeng jeng… dapatlah 10
orang( sebenarnya banyak yang mau ikut, tapi keburu pada beli tiket mudik sih)
booking dan kirim uang DP dapat rundown. Buat grup wa… diskusi… dan... tibalah
H-1 keberangkatan 7 Januari 2018, tiba- tiba dapat kabar dari travel kalo di
muara Angke sedang ada aksi mogok dari awak kapal tradisional, jadi semua
keberangkatan dari Angke off, dan kita disaranin untuk berangkat weekendnya
atau tetap berangkat sesuai rencana tapi via Marina beach by speedboat dengan
biaya tambahan @orang 250k. oh no!! semua dah direncanakan bahkan ada yang
sampai cuti kerja. Akhirnya dari pihak travel menyarankan via pelabuhan
Rawasaban Tangerang… amboiii… baru dengar awak, bahkan kawan yang suka
traveling ja baru dengar. Searching sana- sini( karena kalo Tanya sana- sini
gak da yang tau pula). Dapat beberapa alternative perjalanan dan kita
memutuskan by train sambung Gr*b.
Keesokan harinya, kita sepakat
untuk sampai di stasiun pasar minggu jam 6 tepat, Alhamdulillah semua dah
berkumpul dan naik kereta jurusan Duri disambung kereta destinasi Tangerang. (
sebenarnya kita yang pake THB- tiket harian berjaminan- dah pesan tiket jurusan
Poris station, tapi setelah diliat di Gr*b ternyata menuju pelabuhan lebih
murah kalo dari Tangerang station, hamdanlillah hari itu mulai diberlakukan penyelarasan
tarif, jadi saat kita berhenti di stasiun yang letaknya lebih jauh dari tiket
tujuan kita, kita hanya dikenakan tambahan biaya tanpa denda).
Sampai di Rawasaban 15 menit
lebih awal dari waktu yang teah disepakati dengan pihak travel, sempet berteduh
sebentar sebelum kita naik kapal( jangan dibayangin pelabuhan yang indah kayak
di tipi- tipi ya,..hehe karena Rawasaban adalah pelabuhan untuk angkut barang
sebenarnya). Masuk kapal dan beberapa orang masih angkut barang yang akan
dibawa ke Tidung, heran juga liat pisang, kelapa, sayur-mayur ikut diangkut
juga, emang disana gak da yang nanam apa???
Kapal baru meninggalkan pelabuhan
pukul 11:30, jadi selama 1,5 jam kita sauna dulu didalam kapal, hehehe. Tepat
pukul 13:00 kita sampai in Tidung, perlu diketahui perjalanan dari Rawasaban
relative lebih singkat dibandingkan kalo lewat Angke yang harus memakan waktu
tempuh kurleb 3 jam.
Kita keluar dari pelabuhan dan
melewati jalan setapak terbuat dari paving( dalam hati: dimana ya..jalan
beraspalnya) menuju tempat penyewaan sepeda, sambil sepedaan kita menuju
homestay. Mantaaabbb homestaynya nyaman bgt, satu rumah ber ac buat kita ber-10
pas depan pantai( serasa di film full house, hehe), sholat, makan, eh.., airnya
asin.
Jam 3 guide dan ngajak kita
snorkeling, yes yes yes… menyelam, kembali bersepeda( homestay kita terletak
diujung barat pulau sedang tempat snorkeling berada di ujung timur, jadi anggap
saja kita sudah menjelajah seluruh pulau, heheh, dari sini baru kutemukan
jawabannya, karena luas pulau tidung Cuma 109 ha *Wikipedia dan memanjang, jadi
kalo dipantai, sebrang pantai pun bisa kita lihat dengan jelas, dan hampir
semua dataran pulau adalah pasir putih, jadi wajar saja kalo tidak ada lahan
pertanian; makanya harus ambil kelapa, sayur- mayor, pisang dari jawa, dan
airnya asin serta gak ada jalan aspal serta gak ada mobil, Cuma ada becak motor
dan motor). Tempat untuk snorkeling dekat dengan jembatan cinta – icon wisata
pulau Tidung-, selama perjalanan kita melewati beberapa fasilitas umum, SMK,
MA, masjid, kantor polisi, puskesmas 24 jam , kantor kelurahan, dan balai
penelitian biota laut.
Semangat sekali kita mau
snorkeling, padahal waktu mau turun ke laut ja takut- takut, hahah… ditambah
gak bisa berenang serta dah terbiasa hidup didarat dan bernafas dengan hidung,
jadi saat disuruh pake kacamata renang dan bernafas dengan mulut pun susah
hahah. Aku bisa menyelam ke bawah pun ambil tahan nafas( efek waktu kecil suka
tantangan ma adek lama- lamaan masukin kepala kedalam air, heheh ada manfaatnya
juga). Masya Allah sungguh indah ciptaanMu.
Jadi saran saya sebelum
memutuskan untuk wisata bahari mending latihan renang dulu deh, kurang seru tau
kalo gak bisa renang, gak nyampe sejam kayaknya kita dilaut, itu pun telinga
hidung, mulut dah kenyang minum air laut ditambah kaki lecet- lecet kena karang
:D. foto- foto khas anak jaman now lah, jalan- jalan di jembatan cinta dalam
keadaan baju basah, hahaha. Belom nyampe pulau tidung kecil kita dah balik
lagi, capek jalan hehe karena sepedanya diparkir diluar.
Pulang ..dan diperjalanan pulang
liat matahari hampir terbenam, mau nungguin dan capek pengen cepet- cepet
mandi. Mandi makan sholat bakar- bakar ikan dipinggir pantai sambil menikmati
langit malam dan ngitungi bintang dilangit tidur…
Paginya kita sholat subuh, beres-
beres( what??? Ya.. kita harus beberes sekarang, karena jam 7 kapal berangkat
dari pelabuhan menuju rawasaban, jadi kapalnya sehari Cuma sekali berangkat ke
Tangerangnya) sepedaan deh, niatnya kita mau ke pulau Tidung kecil, tapi
qodarullah ditengah jalan hujan lebat dan bertedeuh sejenak. Jam 6 kurang hujan
baru reda, lanjut dah perjalanan walaupun ditemani mendungnya langit dan
gerimis kecil tak menghalangi kita untuk take photo, oopss. Mau naikin sepeda
ngelewati tangga dijembatan berat juga, ditambah waktu yang terus mengejar
kita. Akhirnya pupus keinginan untuk menuju small tidung island, padahal disana
ada penangkaran penyu. Aku pun menuju tanjungan timur merenung sejenak trus
pulang ke homestay, ditengah jalan..lho kok guide dan rombonganku dah pada
bersepeda siap cabut dari pulau, OMG barang- barangku… ternyata dah dibawain
semua, hehe,, thank you so much my friends. Hpku gi aku cas, jadi gak kubawa,
setelah kubuka dan banyak miscal dan sms dari guide nyariin aku, takut aku
ketinggalan, hehehe.. I’m so sorry abang guide thanks dah membersamai kita
selama 24 hours in Tidung Island, lupa gak Tanya namanya… sepedanya ja gak
sempet kita balikin, sama guidenya suruh naruh ja diparkiran pelabuhan, ya
Allah.. kasihan abangnya ngembaliin sepeda sebanyak itu sendiri. Naik kapal…
dan gak berselang lama kapalnya meninggalkan pelabuhan,,, good bye… see u again
in our next trip. Doain banyak rezeki dan waktu buat travelling . Aaamiiin.