Kamis, 11 Januari 2018

Goes to Tidung Island



Hai sobat… #catatanfyin kembali lagi dengan petualangan barunya ke luar jawa, wow… kemana?? Pulau Tidung kepulauan seribu. Yups walaupun kepulauan ini termasuk wilayah provinsi DKI Jakarta, namun suasananya kontras sekali dengan hingar bingar khas Ibukota Negara. Pulau yang indah dengan pantai yang menawan serta penduduk yang ramah, sunyi sepi khas daerah kepulauan.
Untuk newbie kayak saya yang kepengen wisata kesana, langkah awal cari koneksi, info tanya sana-sini about trip to kepulauan seribu. Yups dapat info travel dari seorang kawan langsung dihubungkan dengan travelnya. Dan harus ada kawan antara 7-10, sekali lagi saya harus cari kawan yang sevisi dan misi dalam hal jalan- jalan hahaha… kalo untuk japri satu- satu or ngomong tatap muka agak susah juga karena posisi saya sedang UAS ( ya Allah ampuni aku yang sudah memikirkan jalan- jalan padahal ujian belom kelar :D). Akhirnya saya memanfaatkan medsos WA, kenapa pilih WA?? Karena jaringan pertemanan di WA terbatas orang yang kita kenal ja. Share announcement at group’s yang ada dan bom status hahaha…

Jeng jeng jeng… dapatlah 10 orang( sebenarnya banyak yang mau ikut, tapi keburu pada beli tiket mudik sih) booking dan kirim uang DP dapat rundown. Buat grup wa… diskusi… dan... tibalah H-1 keberangkatan 7 Januari 2018, tiba- tiba dapat kabar dari travel kalo di muara Angke sedang ada aksi mogok dari awak kapal tradisional, jadi semua keberangkatan dari Angke off, dan kita disaranin untuk berangkat weekendnya atau tetap berangkat sesuai rencana tapi via Marina beach by speedboat dengan biaya tambahan @orang 250k. oh no!! semua dah direncanakan bahkan ada yang sampai cuti kerja. Akhirnya dari pihak travel menyarankan via pelabuhan Rawasaban Tangerang… amboiii… baru dengar awak, bahkan kawan yang suka traveling ja baru dengar. Searching sana- sini( karena kalo Tanya sana- sini gak da yang tau pula). Dapat beberapa alternative perjalanan dan kita memutuskan by train sambung Gr*b.

Keesokan harinya, kita sepakat untuk sampai di stasiun pasar minggu jam 6 tepat, Alhamdulillah semua dah berkumpul dan naik kereta jurusan Duri disambung kereta destinasi Tangerang. ( sebenarnya kita yang pake THB- tiket harian berjaminan- dah pesan tiket jurusan Poris station, tapi setelah diliat di Gr*b ternyata menuju pelabuhan lebih murah kalo dari Tangerang station, hamdanlillah hari itu mulai diberlakukan penyelarasan tarif, jadi saat kita berhenti di stasiun yang letaknya lebih jauh dari tiket tujuan kita, kita hanya dikenakan tambahan biaya tanpa denda).
Sampai di Rawasaban 15 menit lebih awal dari waktu yang teah disepakati dengan pihak travel, sempet berteduh sebentar sebelum kita naik kapal( jangan dibayangin pelabuhan yang indah kayak di tipi- tipi ya,..hehe karena Rawasaban adalah pelabuhan untuk angkut barang sebenarnya). Masuk kapal dan beberapa orang masih angkut barang yang akan dibawa ke Tidung, heran juga liat pisang, kelapa, sayur-mayur ikut diangkut juga, emang disana gak da yang nanam apa???

Kapal baru meninggalkan pelabuhan pukul 11:30, jadi selama 1,5 jam kita sauna dulu didalam kapal, hehehe. Tepat pukul 13:00 kita sampai in Tidung, perlu diketahui perjalanan dari Rawasaban relative lebih singkat dibandingkan kalo lewat Angke yang harus memakan waktu tempuh kurleb 3 jam.
Kita keluar dari pelabuhan dan melewati jalan setapak terbuat dari paving( dalam hati: dimana ya..jalan beraspalnya) menuju tempat penyewaan sepeda, sambil sepedaan kita menuju homestay. Mantaaabbb homestaynya nyaman bgt, satu rumah ber ac buat kita ber-10 pas depan pantai( serasa di film full house, hehe), sholat, makan, eh.., airnya asin.

Jam 3 guide dan ngajak kita snorkeling, yes yes yes… menyelam, kembali bersepeda( homestay kita terletak diujung barat pulau sedang tempat snorkeling berada di ujung timur, jadi anggap saja kita sudah menjelajah seluruh pulau, heheh, dari sini baru kutemukan jawabannya, karena luas pulau tidung Cuma 109 ha *Wikipedia dan memanjang, jadi kalo dipantai, sebrang pantai pun bisa kita lihat dengan jelas, dan hampir semua dataran pulau adalah pasir putih, jadi wajar saja kalo tidak ada lahan pertanian; makanya harus ambil kelapa, sayur- mayor, pisang dari jawa, dan airnya asin serta gak ada jalan aspal serta gak ada mobil, Cuma ada becak motor dan motor). Tempat untuk snorkeling dekat dengan jembatan cinta – icon wisata pulau Tidung-, selama perjalanan kita melewati beberapa fasilitas umum, SMK, MA, masjid, kantor polisi, puskesmas 24 jam , kantor kelurahan, dan balai penelitian biota laut. 
Semangat sekali kita mau snorkeling, padahal waktu mau turun ke laut ja takut- takut, hahah… ditambah gak bisa berenang serta dah terbiasa hidup didarat dan bernafas dengan hidung, jadi saat disuruh pake kacamata renang dan bernafas dengan mulut pun susah hahah. Aku bisa menyelam ke bawah pun ambil tahan nafas( efek waktu kecil suka tantangan ma adek lama- lamaan masukin kepala kedalam air, heheh ada manfaatnya juga). Masya Allah sungguh indah ciptaanMu.
Jadi saran saya sebelum memutuskan untuk wisata bahari mending latihan renang dulu deh, kurang seru tau kalo gak bisa renang, gak nyampe sejam kayaknya kita dilaut, itu pun telinga hidung, mulut dah kenyang minum air laut ditambah kaki lecet- lecet kena karang :D. foto- foto khas anak jaman now lah, jalan- jalan di jembatan cinta dalam keadaan baju basah, hahaha. Belom nyampe pulau tidung kecil kita dah balik lagi, capek jalan hehe karena sepedanya diparkir diluar.
Pulang ..dan diperjalanan pulang liat matahari hampir terbenam, mau nungguin dan capek pengen cepet- cepet mandi. Mandi makan sholat bakar- bakar ikan dipinggir pantai sambil menikmati langit malam dan ngitungi bintang dilangit tidur…


Paginya kita sholat subuh, beres- beres( what??? Ya.. kita harus beberes sekarang, karena jam 7 kapal berangkat dari pelabuhan menuju rawasaban, jadi kapalnya sehari Cuma sekali berangkat ke Tangerangnya) sepedaan deh, niatnya kita mau ke pulau Tidung kecil, tapi qodarullah ditengah jalan hujan lebat dan bertedeuh sejenak. Jam 6 kurang hujan baru reda, lanjut dah perjalanan walaupun ditemani mendungnya langit dan gerimis kecil tak menghalangi kita untuk take photo, oopss. Mau naikin sepeda ngelewati tangga dijembatan berat juga, ditambah waktu yang terus mengejar kita. Akhirnya pupus keinginan untuk menuju small tidung island, padahal disana ada penangkaran penyu. Aku pun menuju tanjungan timur merenung sejenak trus pulang ke homestay, ditengah jalan..lho kok guide dan rombonganku dah pada bersepeda siap cabut dari pulau, OMG barang- barangku… ternyata dah dibawain semua, hehe,, thank you so much my friends. Hpku gi aku cas, jadi gak kubawa, setelah kubuka dan banyak miscal dan sms dari guide nyariin aku, takut aku ketinggalan, hehehe.. I’m so sorry abang guide thanks dah membersamai kita selama 24 hours in Tidung Island, lupa gak Tanya namanya… sepedanya ja gak sempet kita balikin, sama guidenya suruh naruh ja diparkiran pelabuhan, ya Allah.. kasihan abangnya ngembaliin sepeda sebanyak itu sendiri. Naik kapal… dan gak berselang lama kapalnya meninggalkan pelabuhan,,, good bye… see u again in our next trip. Doain banyak rezeki dan waktu buat travelling . Aaamiiin.