Ditengah- tengah
makan tiba- tiba sunyi- senyap padahal sebelumnya bising banget, namanya juga
pasar, dan terdengar lagu kebangsaan mereka, penjual dan orang lokal pada
berdiri, aku dan turis- turis lain diam terpaku, setelah lagu kebangsaan
selesai suasana pasar seperti sedia kala :D. Setelah itu temenku jelasin bahwa
di Thailand setiap pukul 8 pagi dan 6 sore dibunyikan lagu kebangsaan ( jangan
bayangin lagu kebangsaannya panjang kayak Indonesia Raya y...) dan bagi
penduduk lokal wajib diam dan berdiri, kalo turis mah cukup diam ja, dan jangan
sekali- kali bersuara, bisa kena semprit petugas, malu euy. Wah... loyalitas
banget y.. mereka ma kerajaannya. Kerajaan Thailand juga mewajibkan setiap tempat
umum ada tempat sholat bagi muslim, aku
pas masuk masjid Darul Aman di Petcbury wah... mukenanya wangi, kamar mandi dan
tempat wudhu bersih. Trus kalo hangout di mall ada juga mushola walaupun kecil
tapi kondusif dan disediakan air dan teh bagi yang mau rehat, cucok banget kan.
Malamnya, ngepasi
tu malam minggu, aku diajak teman jalan- jalan di jln. Petcburi soi( gang ) 7,
ni kawasan muslim, jadi bagi sobat muslim bisa hangout kesini, ni dipusat kota
kok. Wuih...ramenya dengan cewek berjilbab bahkan ada yang bercadar, disini
kami makan otak- otak( bentuknya bulat lupa nama thailandnya) dan spageti
Thailand.
Esoknya jalan-
jalan nongkrong dipinggir jalan sambil nyari sarapan di seven eleven( berhubung
ini negara asal sevel, jadi dimana- mana ada). Buah potong yang dijajakan
pedagang pake grobag mantep euy.. potongannya gede- gede seger pula ditengah
teriknya kota Bangkok. Dan tak lupa ke stasiun buat beli tiket balik ke Padang
Besar( weh..kilat y..sehari doang). Petugasnya gak bisa nulis latin, akhirnya
suruh ngetik sendiri, hehe.
Siangnya sekalian
check out hotel naik LRT trus disambung ojek( disana ada ojek juga, seragamnya
rompi kayak yang dipakai porlantas warna orange) biayanya 15 bath menuju masjid
jawa. Sampai di masjid jawa jam 12 siang, ternyata disana ada utusan dari Balai
Bahasa Jawa Timur( lembaga resmi dari kemendikbud yang fokus untuk mengajakan
bahasa indonesia ke berbagai negara) yang sedang mengadakan kursus bahasa
indonesia bagi orang thailand pas acaranya selesai habis itu aku tiba- tiba
ditanya ma bapak- bapak yang dah sepuh * ketua program ini* kuliah dimana dll, beliau
tanya pake bahasa thai campur arab dan aku jawabnya pake bahasa indonesia, dia
paham, dan ternyata beliau keturunan ke-4 orang jawa yang pada masa dulu
mobilisasi ke Thailand. Makanya disebut masjid Jawa, karena itu pemukiman
keturunan jawa tapi sudah tidak bisa bahasa indonesia, walaupun bentuk bangunan
dan beberapa adat jawa masih mereka lakukan *bangga jadi orang jawa :P *. Cara
mereka ngaji pun seperti orang jawa( mbah- mbah kita dulu) hehe..bisa dibayangkan kan?
Tiba- tiba aku
suruh ngomong pake mix, terserah ngomong apa, lah...bingung to..niatnya kan
jalan- jalan bukan ngisi seminar, ya dah aku perkenalan ja* mungkin kayak
native speakernya kali :D *, setelah itu difoto- foto, weh... turis Indonesia
ni. Hahaha. Setelah kegiatan mereka dibagikan tempe ya.. tempe makanan
keseharianku – the taste of Indonesia-.
Setelah itu jalan
kaki menuju stasiun LRT menuju gedung seni ( menurutku bentuknya lebih mirip
mall masuknya juga gratis, Cumadicek pake logam detector ja) dan shoping di MBK
mall( kayak blok M, tapi lebih bersih, hehe).katanya gak ke Bangkok kalo belom
kesini, weh. Disini beli oleh- oleh dan cinderamata Bangkok, katanya kalo di
Thailand oleh- olehnya lebih bervariasi dan murah, bisa ditawar juga,
transaksinya pun menggunakan bahasa inggris ala kadarnya yang penting sama –
sama mafhum :D, setiap bilang ‘kha pun kha’ mereka dah seneng banget.
Keluar dari MBK
mall disambut dengan hujan deres banget nget nget plus angin kencang, padahal
niatnya mau naik sampan tapi berhubung kereta jam 3 dan waktunya mepet akhirnya
naik tuk-tuk( kendaraan khas thailand, bentuknya kayak bemo, kalo naik ni harus
pinter- pinter nawar y) menuju stasiun Hua Lamphau. Good bye Bangkok.. see you
next time. Dikereta pengen jajan cemilan di pedagang asongan( kata temen orang
Thai kalo jual makanan haram, kita gak tau dan pengen beli, mereka gak
ngebolehin, ok kita coba) 2 pedagang aku tanya dan mereka bilang no no this is
pork, mantap dah...mereka paham betul kalo muslim gak boleh konsumsi pork(
bahkan mereka tahu istilah ‘babi’) dan dog.
Tiba di Padang
Besar pukul 8 pagi, Padang besar Malaysia termasuk dalam negeri Perlis, setelah
ngurus keimigrasian di Thailand dan Malaysia, kita langsung menuju loket KMT,
ternyata tiket ETS Padang Besar – KL adanya pukul 04:55 sore, weh...mpe
berlumut tu kalo nunggu di stasiun, akhirnya sarapan dulu di kantin stasiun,
halal menu disini dan relatif murah, aku makan nasi dan sotong( cumi- cumi)
plus air minum cuma 5 RM, sarapan sambil searching tempat wisata sekitar
stasiun dan tak lupa nitipin barang dulu di kantin( kantinnya menerima
penitipan barang, bayarnya 5 RM, lumayan lah daripada harus gotong barang
kemana- mana).
Akhirnya kita
jalan kaki menuju Arked Niaga, disini banyak kuliner Thailand, barang- barang
yang dijual pun kebanyakan malah hampir semua produk dan cinderamata tulisannya
Thailand, bahkan aku liat batik solo yang dijual heheh, disini juga bebas bea
cukai, jadi relatif murah. Dan hampir semua penjualnya orang melayu pake
jilbab. Banyak pula tentara Thailand, iyalah namanya juga perbatasan. Disini
juga banyak kita temui mobil atau motor plat Thailand.
Setelah solat
duhur jama’ ashar di masjid deket arked niaga, di masjidnya banyak musafir juga
kayaknya, coz sholatnya pada dijama’ , disini juga banyak bas pesiaran- bis
pariwisata-. Kemudian jalan- jalan lagi
dan kembali ke stasiun, diatas JPO kita bisa melihat truk tronton ngangkut peti
kemas dan kontainer barang ekspor impor. Pukul 4: 30 pintu ETS baru dibuka dan para penumpang
baru boleh masuk. Ilalliqo’ Padang Besar negri Perlis...
Sampai di KL Sentral pukul 10:00 malam, mau tidur di suraunya
tapi takutnya teller, besok hari terakhir di KL rencana pusing- pusing :D.
akhirnya searching hotel murah di KL, pertama dapet yang sekitar KL sentral,
pas dah sampai sana ternyata resepsionisnya bule dan speak English only, trus
tempatnya kurang kondusif, banyak cowok yang lagi main billiard dan full music,
akhirnya searching lagi dan dapat di daerah bukit bintang dengan harga 70 RM /
malam, pertamanya Cuma booking semalam berharap besok dapet yang lebih murah,
heheh..
Keesokan harinya searching lagi dan telpon beberapa hotel
ternyata harganya diatas 70 RM, diputuskan untuk booking semalam lagi, malam
terakhir di KL. Setelah itu keluar cari sarapan muter- muter berharapnya dapat
restoran pribumi, tapi semua yang dilihat restoran luar, mau gak mau masuk ke
restoran India dan pesan … mie goreng hahaha…
First destination adalah “batu caves”, untuk menuju kesana
naik KMT tujuan akhir “batu caves” dari KL sentral tiketnya 3RM. Mudah untuk
menemukan objek wisata ini, karena posisinya yang tepat disebelah halte KMT dan
banyak turis yang menuju kesana, jadi gak takut nyasar :P.
“Batu caves” adalah kuil orang hindu terbesar yang terdapat
patung dewa mereka tertinggi berlapis emas yang berada diluar India, saat
kesana kita serasa berada di India, karena semua pedagang kaki lima, petugas tiket,
semua – semuanya adalah orang India dengan pakaian adat mereka. Dipelatarannya banyak
kita jumpai monyet- kayak di grojogan sewu ja- dan burung dara, da nada beberapa
tempat yang tertulis “ no shoes” artinya kalo kita mau kesana harus lepas alas
kaki, gak maul ah aku kesana. Aku Cuma masuk ke gua Ramayana, gua ini berada
didalam bukit dan didalamnya terdapat banyak pahatan kehidupan dewa hindu, ada
tangga naik pula yang cukup tinggi, diatasnya ruangan kosong yang banyak
kelelawarnya, masuk ke gua ini kita harus merogoh kocek 5 RM, disamping gua ada
kayak taman, entah apa isinya, karena masuknya berbayar, akhirnya gak masuk
hahaha… sebelahnya lagi ada tangga naik keatas bukit, naik dan diatas gak tau
tempat apa, masih kosong dan banyak pekerja yang gi renovasi atau gimana entah.
Dipertengahan tangga ada cabang tangga naik, disana ada “ dark cave”
conservation site and natural history gallery, tapi aku gak masuk kesana karena
biayanya lumayan dan bukanya hari tertentu ja.
Destinasi selanjutnya adalah masjid jamek, untuk menuju
kesana harus naik KMT lagi menuju KL sentral, dan dari sana naik LRT tujuan
masjid jamek. Setiba di stesen masjid jamek, ni stesennya bagus sangat,
lorongnya panjang dan dinding lorong dihias dengan karikatur sastra melayu. Setelah
solat duhur jama’ ashar di masjid ini* gak banyak foto di masjid ini karena
arena untuk foto dibatasi. Rencana mau ke masjid india yang jaraknya tak jauh
dari masjid jamek, tapi saat lihat petunjuk arah, tertulis “dataran merdeka”,
akhirnya mengikuti arah dataran merdeka. Dataran merdeka adalah semacam kota
tua dengan bangunan kuno khas inggris, ada sejenis jam bigbeng pula kayak di
Inggis. Kayaknya sedang ada renovasi juga, karena banyak pekerja yang
berseliweran. Ada pula museum tekstil, tapi saat itu sudah pukul 5 jadi dah
tutup. Setelah muter- muter dengan pemandangan yang eksotis, karena dari sini
bisa lihat kubah masjid jamek yang tampak megah dan pemandangan kota KL.
Ditengah
dataran merdeka ada tiang bendera besar seperti monumen lah yang mengibarkan
bendera setengah tiang, what??? Ada apa??? Oh ya tadi pagi saat lihat berita
dikabarkan bahwa Raja Kedah wafat semalam, jadi selama 7 hari berturut- turut
seluruh Malaysia berkabung. Disekitar tiang bendera ada air mancur dan foto-
foto perdana Malaysia beserta profilnya dari pertama sampai yang keenam.
Tak jauh dari dataran merdeka ada ” jam detik”, jadi ada
bangunan yang dikelilingi oleh air terjun, untuk masuk kebangunan itu biar gak
basah, menunggu didepan air selama 10 detik dan airnya akan berhenti. Saat aku
kesana masih banyak pekerja, jadi belom beroprasional.
Setelah itu mencari halte bas untuk menuju destinasi
selanjutnya yaitu KLCC untuk menyaksikan air mancur menari, tapi sebelum ke
KLCC muter- muter KL dengan Go- KL semua rute di coba, jadi anggap saja dah
keliling seluruh KL lah, heheh.. dan cari makan dapatnya menu “ rebola daging”,
bakso sih menurutku, tapi disajikan dengan nasi dan telor asin, trus daging
baksonya kayaknya dicincang kasar.
Nyampai KLCC sekitar pukul 10 malam, dan ternyata air mancur
menari adanya sebelum jam 9, yah… gagal donk liat aslinya, semoga suatu saat
punya kesempatan untuk menyaksikannya. Tapi pemandangan petronas saat malam
hari yang memukau serta banyaknya orang local maupun wisatawan mancanegara
masih pada nongkrong di depan petronas lumayan mengobati kekecewaan karena gak
bisa melihat air mancur menari. Setelah foto- foto dan nongkrong sesaat,
akhirnya jam 10:45 pergi ke halte bas untuk mengejar bas terakhir* karena
menurut info bas terakhir jam 11. Sampai di bukit bintang sekitar jam 11: 30,
dan suasana lebih rame daripada siang hari. Setelah melewati lautan manusia
akhirnya sampai di pulau kapuk dan… zzzz…. Untuk melanjutkan perjalanan
keesokan harinya harus balik kampong.
Baru check out dari hotel pukul 10, tanpa mikir sarapan
langsung menuju halte LRT menuju KL sentral, dari Kl sentral dilanjut dengan
naik KLIA Ekspress kereta api cepat menuju bandara yang hanya memakan waktu 28
menit dengan jarak sekitar 50 KM dan harga tiketnya 55 RM. Sampai di KLIA 2
pukul 11:30 baru nyari sarapan lalu urus imigrasi dan…. Good bye Malaysia.. see
u letter. Next trip Jakarta- Batam – Singapura- KL. Aaaamiiii… nabung dulu y
guys.. terima kasih dah mau membaca storyku, semoga sedikit memberi gambaran dan
inspirasi :D.