Rabu, 20 September 2017

From Bangkok to KL to balik kampuang. habis



Ditengah- tengah makan tiba- tiba sunyi- senyap padahal sebelumnya bising banget, namanya juga pasar, dan terdengar lagu kebangsaan mereka, penjual dan orang lokal pada berdiri, aku dan turis- turis lain diam terpaku, setelah lagu kebangsaan selesai suasana pasar seperti sedia kala :D. Setelah itu temenku jelasin bahwa di Thailand setiap pukul 8 pagi dan 6 sore dibunyikan lagu kebangsaan ( jangan bayangin lagu kebangsaannya panjang kayak Indonesia Raya y...) dan bagi penduduk lokal wajib diam dan berdiri, kalo turis mah cukup diam ja, dan jangan sekali- kali bersuara, bisa kena semprit petugas, malu euy. Wah... loyalitas banget y.. mereka ma kerajaannya. Kerajaan Thailand juga mewajibkan setiap tempat umum ada tempat  sholat bagi muslim, aku pas masuk masjid Darul Aman di Petcbury wah... mukenanya wangi, kamar mandi dan tempat wudhu bersih. Trus kalo hangout di mall ada juga mushola walaupun kecil tapi kondusif dan disediakan air dan teh bagi yang mau rehat, cucok banget kan.

Malamnya, ngepasi tu malam minggu, aku diajak teman jalan- jalan di jln. Petcburi soi( gang ) 7, ni kawasan muslim, jadi bagi sobat muslim bisa hangout kesini, ni dipusat kota kok. Wuih...ramenya dengan cewek berjilbab bahkan ada yang bercadar, disini kami makan otak- otak( bentuknya bulat lupa nama thailandnya) dan spageti Thailand.
Esoknya jalan- jalan nongkrong dipinggir jalan sambil nyari sarapan di seven eleven( berhubung ini negara asal sevel, jadi dimana- mana ada). Buah potong yang dijajakan pedagang pake grobag mantep euy.. potongannya gede- gede seger pula ditengah teriknya kota Bangkok. Dan tak lupa ke stasiun buat beli tiket balik ke Padang Besar( weh..kilat y..sehari doang). Petugasnya gak bisa nulis latin, akhirnya suruh ngetik sendiri, hehe.

Siangnya sekalian check out hotel naik LRT trus disambung ojek( disana ada ojek juga, seragamnya rompi kayak yang dipakai porlantas warna orange) biayanya 15 bath menuju masjid jawa. Sampai di masjid jawa jam 12 siang, ternyata disana ada utusan dari Balai Bahasa Jawa Timur( lembaga resmi dari kemendikbud yang fokus untuk mengajakan bahasa indonesia ke berbagai negara) yang sedang mengadakan kursus bahasa indonesia bagi orang thailand pas acaranya selesai habis itu aku tiba- tiba ditanya ma bapak- bapak yang dah sepuh * ketua program ini* kuliah dimana dll, beliau tanya pake bahasa thai campur arab dan aku jawabnya pake bahasa indonesia, dia paham, dan ternyata beliau keturunan ke-4 orang jawa yang pada masa dulu mobilisasi ke Thailand. Makanya disebut masjid Jawa, karena itu pemukiman keturunan jawa tapi sudah tidak bisa bahasa indonesia, walaupun bentuk bangunan dan beberapa adat jawa masih mereka lakukan *bangga jadi orang jawa :P *. Cara mereka ngaji pun seperti orang jawa( mbah- mbah kita dulu)  hehe..bisa dibayangkan kan?

Tiba- tiba aku suruh ngomong pake mix, terserah ngomong apa, lah...bingung to..niatnya kan jalan- jalan bukan ngisi seminar, ya dah aku perkenalan ja* mungkin kayak native speakernya kali :D *, setelah itu difoto- foto, weh... turis Indonesia ni. Hahaha. Setelah kegiatan mereka dibagikan tempe ya.. tempe makanan keseharianku – the taste of Indonesia-.
Setelah itu jalan kaki menuju stasiun LRT menuju gedung seni ( menurutku bentuknya lebih mirip mall masuknya juga gratis, Cumadicek pake logam detector ja) dan shoping di MBK mall( kayak blok M, tapi lebih bersih, hehe).katanya gak ke Bangkok kalo belom kesini, weh. Disini beli oleh- oleh dan cinderamata Bangkok, katanya kalo di Thailand oleh- olehnya lebih bervariasi dan murah, bisa ditawar juga, transaksinya pun menggunakan bahasa inggris ala kadarnya yang penting sama – sama mafhum :D, setiap bilang ‘kha pun kha’ mereka dah seneng banget.

Keluar dari MBK mall disambut dengan hujan deres banget nget nget plus angin kencang, padahal niatnya mau naik sampan tapi berhubung kereta jam 3 dan waktunya mepet akhirnya naik tuk-tuk( kendaraan khas thailand, bentuknya kayak bemo, kalo naik ni harus pinter- pinter nawar y) menuju stasiun Hua Lamphau. Good bye Bangkok.. see you next time. Dikereta pengen jajan cemilan di pedagang asongan( kata temen orang Thai kalo jual makanan haram, kita gak tau dan pengen beli, mereka gak ngebolehin, ok kita coba) 2 pedagang aku tanya dan mereka bilang no no this is pork, mantap dah...mereka paham betul kalo muslim gak boleh konsumsi pork( bahkan mereka tahu istilah ‘babi’) dan dog.
Tiba di Padang Besar pukul 8 pagi, Padang besar Malaysia termasuk dalam negeri Perlis, setelah ngurus keimigrasian di Thailand dan Malaysia, kita langsung menuju loket KMT, ternyata tiket ETS Padang Besar – KL adanya pukul 04:55 sore, weh...mpe berlumut tu kalo nunggu di stasiun, akhirnya sarapan dulu di kantin stasiun, halal menu disini dan relatif murah, aku makan nasi dan sotong( cumi- cumi) plus air minum cuma 5 RM, sarapan sambil searching tempat wisata sekitar stasiun dan tak lupa nitipin barang dulu di kantin( kantinnya menerima penitipan barang, bayarnya 5 RM, lumayan lah daripada harus gotong barang kemana- mana).
Akhirnya kita jalan kaki menuju Arked Niaga, disini banyak kuliner Thailand, barang- barang yang dijual pun kebanyakan malah hampir semua produk dan cinderamata tulisannya Thailand, bahkan aku liat batik solo yang dijual heheh, disini juga bebas bea cukai, jadi relatif murah. Dan hampir semua penjualnya orang melayu pake jilbab. Banyak pula tentara Thailand, iyalah namanya juga perbatasan. Disini juga banyak kita temui mobil atau motor plat Thailand.

Setelah solat duhur jama’ ashar di masjid deket arked niaga, di masjidnya banyak musafir juga kayaknya, coz sholatnya pada dijama’ , disini juga banyak bas pesiaran- bis pariwisata-.  Kemudian jalan- jalan lagi dan kembali ke stasiun, diatas JPO kita bisa melihat truk tronton ngangkut peti kemas dan kontainer barang ekspor impor. Pukul 4: 30 pintu ETS baru dibuka dan para penumpang baru boleh masuk. Ilalliqo’ Padang Besar  negri Perlis...
Sampai di KL Sentral pukul 10:00 malam, mau tidur di suraunya tapi takutnya teller, besok hari terakhir di KL rencana pusing- pusing :D. akhirnya searching hotel murah di KL, pertama dapet yang sekitar KL sentral, pas dah sampai sana ternyata resepsionisnya bule dan speak English only, trus tempatnya kurang kondusif, banyak cowok yang lagi main billiard dan full music, akhirnya searching lagi dan dapat di daerah bukit bintang dengan harga 70 RM / malam, pertamanya Cuma booking semalam berharap besok dapet yang lebih murah, heheh..
Keesokan harinya searching lagi dan telpon beberapa hotel ternyata harganya diatas 70 RM, diputuskan untuk booking semalam lagi, malam terakhir di KL. Setelah itu keluar cari sarapan muter- muter berharapnya dapat restoran pribumi, tapi semua yang dilihat restoran luar, mau gak mau masuk ke restoran India dan pesan … mie goreng hahaha… 

First destination adalah “batu caves”, untuk menuju kesana naik KMT tujuan akhir “batu caves” dari KL sentral tiketnya 3RM. Mudah untuk menemukan objek wisata ini, karena posisinya yang tepat disebelah halte KMT dan banyak turis yang menuju kesana, jadi gak takut nyasar :P.
“Batu caves” adalah kuil orang hindu terbesar yang terdapat patung dewa mereka tertinggi berlapis emas yang berada diluar India, saat kesana kita serasa berada di India, karena semua pedagang kaki lima, petugas tiket, semua – semuanya adalah orang India dengan pakaian adat mereka. Dipelatarannya banyak kita jumpai monyet- kayak di grojogan sewu ja- dan burung dara, da nada beberapa tempat yang tertulis “ no shoes” artinya kalo kita mau kesana harus lepas alas kaki, gak maul ah aku kesana. Aku Cuma masuk ke gua Ramayana, gua ini berada didalam bukit dan didalamnya terdapat banyak pahatan kehidupan dewa hindu, ada tangga naik pula yang cukup tinggi, diatasnya ruangan kosong yang banyak kelelawarnya, masuk ke gua ini kita harus merogoh kocek 5 RM, disamping gua ada kayak taman, entah apa isinya, karena masuknya berbayar, akhirnya gak masuk hahaha… sebelahnya lagi ada tangga naik keatas bukit, naik dan diatas gak tau tempat apa, masih kosong dan banyak pekerja yang gi renovasi atau gimana entah. Dipertengahan tangga ada cabang tangga naik, disana ada “ dark cave” conservation site and natural history gallery, tapi aku gak masuk kesana karena biayanya lumayan dan bukanya hari tertentu ja.

Destinasi selanjutnya adalah masjid jamek, untuk menuju kesana harus naik KMT lagi menuju KL sentral, dan dari sana naik LRT tujuan masjid jamek. Setiba di stesen masjid jamek, ni stesennya bagus sangat, lorongnya panjang dan dinding lorong dihias dengan karikatur sastra melayu. Setelah solat duhur jama’ ashar di masjid ini* gak banyak foto di masjid ini karena arena untuk foto dibatasi. Rencana mau ke masjid india yang jaraknya tak jauh dari masjid jamek, tapi saat lihat petunjuk arah, tertulis “dataran merdeka”, akhirnya mengikuti arah dataran merdeka. Dataran merdeka adalah semacam kota tua dengan bangunan kuno khas inggris, ada sejenis jam bigbeng pula kayak di Inggis. Kayaknya sedang ada renovasi juga, karena banyak pekerja yang berseliweran. Ada pula museum tekstil, tapi saat itu sudah pukul 5 jadi dah tutup. Setelah muter- muter dengan pemandangan yang eksotis, karena dari sini bisa lihat kubah masjid jamek yang tampak megah dan pemandangan kota KL.
Ditengah dataran merdeka ada tiang bendera besar seperti monumen lah yang mengibarkan bendera setengah tiang, what??? Ada apa??? Oh ya tadi pagi saat lihat berita dikabarkan bahwa Raja Kedah wafat semalam, jadi selama 7 hari berturut- turut seluruh Malaysia berkabung. Disekitar tiang bendera ada air mancur dan foto- foto perdana Malaysia beserta profilnya dari pertama sampai yang keenam.
Tak jauh dari dataran merdeka ada ” jam detik”, jadi ada bangunan yang dikelilingi oleh air terjun, untuk masuk kebangunan itu biar gak basah, menunggu didepan air selama 10 detik dan airnya akan berhenti. Saat aku kesana masih banyak pekerja, jadi belom beroprasional.

Setelah itu mencari halte bas untuk menuju destinasi selanjutnya yaitu KLCC untuk menyaksikan air mancur menari, tapi sebelum ke KLCC muter- muter KL dengan Go- KL semua rute di coba, jadi anggap saja dah keliling seluruh KL lah, heheh.. dan cari makan dapatnya menu “ rebola daging”, bakso sih menurutku, tapi disajikan dengan nasi dan telor asin, trus daging baksonya kayaknya dicincang kasar.
Nyampai KLCC sekitar pukul 10 malam, dan ternyata air mancur menari adanya sebelum jam 9, yah… gagal donk liat aslinya, semoga suatu saat punya kesempatan untuk menyaksikannya. Tapi pemandangan petronas saat malam hari yang memukau serta banyaknya orang local maupun wisatawan mancanegara masih pada nongkrong di depan petronas lumayan mengobati kekecewaan karena gak bisa melihat air mancur menari. Setelah foto- foto dan nongkrong sesaat, akhirnya jam 10:45 pergi ke halte bas untuk mengejar bas terakhir* karena menurut info bas terakhir jam 11. Sampai di bukit bintang sekitar jam 11: 30, dan suasana lebih rame daripada siang hari. Setelah melewati lautan manusia akhirnya sampai di pulau kapuk dan… zzzz…. Untuk melanjutkan perjalanan keesokan harinya harus balik kampong.
Baru check out dari hotel pukul 10, tanpa mikir sarapan langsung menuju halte LRT menuju KL sentral, dari Kl sentral dilanjut dengan naik KLIA Ekspress kereta api cepat menuju bandara yang hanya memakan waktu 28 menit dengan jarak sekitar 50 KM dan harga tiketnya 55 RM. Sampai di KLIA 2 pukul 11:30 baru nyari sarapan lalu urus imigrasi dan…. Good bye Malaysia.. see u letter. Next trip Jakarta- Batam – Singapura- KL. Aaaamiiii… nabung dulu y guys.. terima kasih dah mau membaca storyku, semoga sedikit memberi gambaran dan inspirasi :D.

Senin, 18 September 2017

gak harus menunggu menjadi horang kayah kok... part-2




Setelah antri imigrasi di Malaysia, antri lagi di kantor imigrasi Thailand, disitu kita dikasih blanko identitas dan alamat yang kita tuju, untung aku punya kenalan di Bangkok dan emang dia sanggup guide in saat di Bangkok, sempat ragu juga sih mau ke Thailand atau gak, apalagi itu bukan negara muslim dan sedang ada gejolak antara budha dan muslim di negara tetangganya Myanmar dan aku berhijab ditambah kata- kata dari kawan-kawan buat hati – hati disana, jangan sembarangan makan.
Tapi di imigrasi Thailand banyak orang berhijab bahkan bercadar, jadi tenang deh.. :D, eehh ternyata mereka yang ramai- ramai tu pada mau ke Hatnyai, thailand rasa Malaysia sekitar 1 jam lah dari perbatasan. Dan yang kearah Bangkok kebanyakan bule- bule, what...was- was lagi.

Ditunggu mpe jam 5, kereta pun tak kunjung muncul, petugas imigrasi dah pada pulang, sepi, padahal stasiun sebrang( Malaysia) masih terdengar ramai. Krik krik...hanya ada aku dan beberapa bule serta orang yang menawarkan jasa penukaran uang. Bulenya baik kok mau minjamin ces portable, oh ya. Kalo di Malay stop kontaknya lubang 3, sedangkan Thailand lubang 2 kayak di Indonesia. Udaranya pun panas banget, serasanya aku kayak yang di film DOTS pas pemain utama pergi ke negara Urk, hahaha...khayalannya lo mbak.

Dan pukul 6 lewat sedikit kereta baru muncul, jauh beda dengan kereta yang ada di Malaysia dan sama lah kayak kereta Jakarta- Solo yang selalu aku pakai buat mudik :D, pemandangan menuju Bangkok juga gak jauh beda ma Indonesia, serasa mudik hahah. Jangan bayangin jam 6 dah gelap y.. disana jam 6 masih terang benderang, maghribnya jam 6 lewat, oh ya waktu di Thailand 1 jam lebih lambat dari di Malaysia, berarti kayak di Indonesia, dan gak tau kenapa saat lewat perbatasan jam di hp langsung berubah :D.

Keretanya bersih dan nyaman, tempat duduknya kalo malam bisa disulap jadi tempat tidur atas- bawah, dapat bantal, kasur, sprei, selimut, nyamannya... oh ya.. dikereta masih banyak pedagang asongan, setiap nglewati pasti ada yang bilang “halal- halal, no pork no dog”, tapi tetep aja gak berani bei, was- was. Mau bilang tidak pun bingung gimana ngomongnya, coz aku gak suka nonton film Thailand beda dengan saat di Malaysia, aku gak kesusahan dengan bahasaya, bahkan banyak yang ngira aku penduduk lokal :D. Akhirnya dengan secepat kilat tanya teman- teman yang suka film Thailand :D. Pake roaming dari sim card Malaysia tu, cz males beli lagi.

Sampai di stasiun  Hua Lamphau stasiun utama di Bangkok kali y.. tapi bagusan stasiun- stasiun yang ada di Indonesia sih, ternyata banyak yang berjilbab :D huft. Hubungi teman katanya suruh naik bis aja, biar pengalaman, what... akhirnya naik bis dengan nomor yang ditunjukkan teman, katanya sih deket, sopirnya muslim kali y.. coz pake peci dan berjenggot :D, kata temen paling bayarnya 12 bath murah tu, dan didompet Cuma ada selembar 1000 bath, akhirnya dikasih tu uang, entah ngomong apa tu kondektur tak paham sama sekali trus Cuma dikasih kembalian 2 coin ja, what,, dari 1000 bath Cuma kembalian 2 coin, akhirnya dikasih kembalian pas :D, dari sini aku mulai kagum dengan orang Thailand :D. Waktu tanya alamat yang dikasih temen pun juga diturunin ditempat yang bener.

Sampai di tempat tujuan jl. Petcburi, ni pusat kota dan banyak orang muslimnya dan tentu banyak restoran halal dekat dengan KBRI, ketemu sama teman dan diajak  makan tom yam hmmmm..sedapnya kuliner khas Thailand banget.setelah itu nyari penginapan karena temenku dah berkeluarga, gak enak kalo numpang disitu, aku milih yang privat room lumayan mahal 4 kali lipat lebih dibanding dengan dormitory yang isinya sekamar banyak orang. Aku milih yang privat biat lebih leluasa istirahat n solatnya, kebanyakan yang nginap disitu turis- turis dengan pakaian mereka.

Sorenya diajak jalan- jalan dengan ibu- ibu orang Indonesia yang ikut suaminya kerja di Thailand, oh ya, orang Indonesia di Thailand sebanyak 3000 an orang, dan gak ada TKI atau TKW disana, kebanyakan orang Indonesia yang disana adalah direktur perusahaan besar atau pelajar, kayak temanku, dia guru agama di Sekolah Indonesia Bangkok. Jadi orang Indonesia dihargai, jauh berbeda perlakuannya dengan negri sebelah terhadap orang Indonesia, mereka pun suka dengan batik.
Kita pergi ke Chatucak weekend market, jadi bukanya setiap weekend aja sabtu- ahad, berhubung aku nyampe Bangkok Sabtu pagi, jadi sorenya langsung cus kesini, naik grab dan drivernya cewek, keliatan jutek cerewet tapi baik, benerin bahasa kita yang salah, padahal Cuma salah logat doing dah beda arti dan dia jelasin panjang lebar. Aku mah yang gak paham bahasa sana sama sekali Cuma senyum- senyum ja ngliatin tingkah ni driver gi ngobrol ma temenku. Temenku kan waktu itu sambil bawa anaknya yang masih umur setahunan, si driver kayaknya litany amazing banget, apalagi pas Tanya jumlah anak dan dijawab 3, wah… dari sini aku tahu bahwa orang Thai malas punya anak, apalagi anak banyak, ribet, rempong ngurusnya, belom lagi sakit waktu nglahirin, ditambah mereka dah ngitung jumlah seluruh biaya pendidikan anak sampai kuliah kelak, padahal mereka kalo liat anak kecil interest banget, huft…kita mah sebagai orang muslim tawakal ja ma Sang Pencipta.

Sampai di chatucak market wuih..ramainya..banyak turis termasuk aku, hehe.. disini banyak oleh- oleh khas Thailand dengan berbagai variasi, pinter- pinter nawar ja, coz harga disini udah termasuk mahal, mungkin karena dah kayak jadi tempat wisata kali y… oh ya didepan pasar ni juga terpampang foto raja dan ratu Thailand dalam ukuran besar dan pemandangan ini lazim disetiap depan toko, hotel, stasiun, dan tempat- tempat lain. Disini juga ada larangan untuk membicarakan keluarga kerajaan, hati- hati ja bisa masuk penjara.

Setelah capek keliling akhirnya kita nyari makanan dan tak lupa kalo di Thailand cari restoran yang ada label halal atau yang penjualnya berjilbab, lumayan banyak ditemui kok. Aku beli tom som sejenis salad, biasanya ada kepiting hitamnya, tapi aku pilih yang original ja, itupun didalamnya ada ebinya, rasanya endes bgt, harganya 60 bath, jangan tanya mahal atau murahnya, ni porsi jumbo, aku ja gak habis :D. Aku juga nyicipin bakso Thailand, wes aromanya kayak kolak menurutku, rasanya enak banget semua rempah- rempah masuk kayaknya. Dan tak lupa minuman andalan “teh Thailand”. bersambung...

Minggu, 17 September 2017

Dari Sragen- Jakarta- KL- Bangkok Part 1



Hai Sob.. kali ini aku akan menceritakan tentang tripku kali ini, yups..dari sebuah kota kecil di Jawa Tengah Sragen aku berasal kemudian ke Jakarta yang mana ini adalah kota keduaku; karena sudah 6 tahun aku belajar disini. 

Saat tiba- tiba terbetik dalam pikiranku untuk melancong ke luar negri dengan modal minim, saat temen- temen tahu aku akan nge- trip ke LN, banyak yang bilang: “ weh..horang kayah... jalan- jalannya ke LN”. Cm kubalas dengan emotion smile, gak harus menjadi horang kayah dulu untuk bisa nge- trip ke LN, ni lo aku orangnya... it’s me :D, seorang mahasiswa yang nyambi ngajar di Ibu Kota, tapi dengan satu kata” menabung” :P.
Langkah pertama cari rombongan yang memang ia se visi ma kamu tuk sekedar jalan- jalan ke LN, habis itu cari- cari info tentang negara yang akan kamu kunjungi atau kamu sukai, contohnya aku suka negara Malaysia maka aku rencanain tuk kesana, terus aku suka nonton film- film malay termasuk “upin- ipin” :D, trus yang paling penting buat pasport atau kalo kamu sudah punya pastikan pasportmu masih berlaku 6 bulan kedepan biar gak ketahan di imigrasi atau gak boleh masuk negara tetangga coz kita mau keluar negri coy bukan keluar kota :B.
Kalo dah punya pasport dan dah ada rombongan tinggal buat grup dan rencanakan kapan mau pergi , berapa lama, trus disana mau ngapain ja sambil mantengin tiket pesawat promo. Kalo aku kemarin sih dapat dari armada yang semboyannya “Every one can Fly” PP IDR 700.000, oh ya jangan lupa beli tiket balik sekalian coz nanti di imigrasi Indonesia akan ditanya mana tiket baliknya, mungkin ditakutkan kita gak balik kali y.. :D.
Tanggal 6 September 2017 pun aku berangkat, setelah boarding pass dan scan parport, cek di Imigrasi serta pemeriksaan barang, akhirnya fly ke KL, yeeee..bandaranya kece badai. perjalanan 2 jam sampai sana pukul 10 pagi waktu malaysia, o y waktu mereka lebih cepat 1 jam dari WIB, setelah tu cek di imigrasi Malaysia disitu ditanya- tanya kenapa ke Malaysia, o y sebelumnya aku beli sim card sana dulu harganya 30 RM dengan isi pulsa 15 RM sekian dengan kuota internet gk tau yang penting bisa dipake selama seminggu disitu, hehe...dari pada harus roaming pake kartu dari indonesia yang mana harganya lebih mahal. Oh ya sebelumnya aku sudah tukar uang di Jakarta dari rupiah ke ringgit dan bath.


Setelah beli cemilan dan minuman di bandara, langsung beli tiket bas n go KLCC *pake ejaan inggris y... disini ada icon Malaysia “petronas” yang selalu penuh dengan para turis yang mau foto dan mall suria, tapi aku gk masuk mall nya coz ke LN bukan mau shopping kok :D. Setelah itu ke stesen pasar seni naik LRT dengan membeli tiket berupa koin di mesin, sebenarnya bisa juga sih beli kartunya, harganya sekitar 20RM, tapi aku lebih seneng pake koin, imut sih. :P

Dipasar seni ni ada central market pusat oleh- oleh kali y...habis itu cari makan ke bukit bintang yang katanya sini banyak kulinernya, emang bener sih,... banyak turis juga. Sebenarnya KL kotanya kecil, jadi kemana- mana jalan kaki pun ok, pemerintah Malaysia juga menyediakan bas gratis untuk keliling KL namanya GoKL, warnanya pink dengan 4 jalur: blue line, green line, red line, purple line. Untuk rute bisa lihat di internet atau di halte pemberhentian bas.
Setelah capek keliling KL, aku ke Kajang Selangor, pinggir KL masih termasuk jabodetabek lah :D naik KTM( komuter, kereta api lah), disana baru nyari penginapan yang murah 60RM semalam, lumayan nyaman lah buat nglurusin punggung setelah long march.

Esoknya setelah cari sarapan, dapetnya nasi lemak lagi huft..padahal kemarin dah nasi lemak, o y.. harga sekali makan sekitar 10 RM plus minumnya, harga normal lah. Di KL kebanyakan restoran India, China, Arab, Pakistan, apam akunya yang gak nemu restoran Malysia y... setalah itu silaturahim kerumah teman yang ikut suamimya kuliah di sekitar UKM naik grab 12 RM, habis itu ngobrol ngalor- ngidul disitu sambil tanya rute darat ke Bangkok gimana sampai lepas maghrib :D.
Habis maghrib langsung cuss ke KL sentral buat ngejar kereta api ke padang besar ( perbatasan Malaysia – Thailand) tapi qodarullah saat tiba di KL sentral, ternyata tiket kereta api malam itu dah habis adanya buat besok pukul 8 pagi harga tiketnya 102 RM. Daripada bermalam di KL sentral walaupun 24 jam dan tempatnya nyaman banget akhirnya hubungi teman yang tinggal di KL numpang tidur semalam, hehe...

Esoknya pukul 7 langsung cuss ke KL sentral naik grab buru-  buru tu, sarapan krupuk leko pun tak habis, karena kata kawan takut jem (macet), tapi jalannya ramai lancar i... gak parah macetnya kayak jakarta, hehehe.
Sampai KL sentral masih sempet nunggu beberapa saat sebelum kereta api ekspres jurusan akhir Padang Besar di berangkatkan, on time, keretanya juga cakep perjalanan selama 5 jam dengan kecepatan 120 KM / jam lebih, kebanyakan nglewati kebun sawit.
Sampai di Padang Besar pukul 13 siang, kebanyakan yang sampai Padang Besar adalah orang- orang yang mau melanjutkan perjalanan ke kota- kota di Thailand, seperti Bangkok dan Hatnyai. Tanya petugasnya tiket kalo mau ke Bangkok katanya loketnya baru buka jam 3 sore dan kereetanya jam 6 sore, sambil nunggu nyari surau n ngemil. Kamar mandinya.. ampun deh gak nguatin, tapi gimana lagi,..sebelum masuk aku amati bayar gak y... ku liat orang keluar langsung keluar aja..ooo berarti gak bayar, aku dengan pede langsung masuk..eee di panggil ma penjaganya: kak..kak.., pas aku mendekat ternyata dia gak bisa bahasa melayu, akhirnya pake isyarat dan bayarnya diawal sebesar 40 sen( 1 ringgit 100 sen).
Pukul 3 langsung kebawah buat nyari loket ke Bangkok, disitu dah ramai orang, setelah dikasih tahu petugas tempat jual tiket, ternyata bentuknya bukan seperti loket penjualan tiket biasa, tapi masuk ruangan kayak kantor, sempet bingung juga sih, dah ngomong ma petugasnya dia orang thailand dilihat dari facenya, dah ngomong cas cus mau beli tiket ke Bangkok, ternyata dia gak bisa bahasa melayu dan Inggris pas- pasan kayak aku, akhirnya dia langsung nunjukin nominal di layar komputer, karena tu pake bath, sedangkan aku Cuma punya 1000 bath, akhirnya aku bilang: “ ringgit” dan dia paham, langsung di konvers ke ringgit sekitar 120 RM dan diminta pasport buat nulis identitas. bersambung...