Rabu, 20 September 2017

From Bangkok to KL to balik kampuang. habis



Ditengah- tengah makan tiba- tiba sunyi- senyap padahal sebelumnya bising banget, namanya juga pasar, dan terdengar lagu kebangsaan mereka, penjual dan orang lokal pada berdiri, aku dan turis- turis lain diam terpaku, setelah lagu kebangsaan selesai suasana pasar seperti sedia kala :D. Setelah itu temenku jelasin bahwa di Thailand setiap pukul 8 pagi dan 6 sore dibunyikan lagu kebangsaan ( jangan bayangin lagu kebangsaannya panjang kayak Indonesia Raya y...) dan bagi penduduk lokal wajib diam dan berdiri, kalo turis mah cukup diam ja, dan jangan sekali- kali bersuara, bisa kena semprit petugas, malu euy. Wah... loyalitas banget y.. mereka ma kerajaannya. Kerajaan Thailand juga mewajibkan setiap tempat umum ada tempat  sholat bagi muslim, aku pas masuk masjid Darul Aman di Petcbury wah... mukenanya wangi, kamar mandi dan tempat wudhu bersih. Trus kalo hangout di mall ada juga mushola walaupun kecil tapi kondusif dan disediakan air dan teh bagi yang mau rehat, cucok banget kan.

Malamnya, ngepasi tu malam minggu, aku diajak teman jalan- jalan di jln. Petcburi soi( gang ) 7, ni kawasan muslim, jadi bagi sobat muslim bisa hangout kesini, ni dipusat kota kok. Wuih...ramenya dengan cewek berjilbab bahkan ada yang bercadar, disini kami makan otak- otak( bentuknya bulat lupa nama thailandnya) dan spageti Thailand.
Esoknya jalan- jalan nongkrong dipinggir jalan sambil nyari sarapan di seven eleven( berhubung ini negara asal sevel, jadi dimana- mana ada). Buah potong yang dijajakan pedagang pake grobag mantep euy.. potongannya gede- gede seger pula ditengah teriknya kota Bangkok. Dan tak lupa ke stasiun buat beli tiket balik ke Padang Besar( weh..kilat y..sehari doang). Petugasnya gak bisa nulis latin, akhirnya suruh ngetik sendiri, hehe.

Siangnya sekalian check out hotel naik LRT trus disambung ojek( disana ada ojek juga, seragamnya rompi kayak yang dipakai porlantas warna orange) biayanya 15 bath menuju masjid jawa. Sampai di masjid jawa jam 12 siang, ternyata disana ada utusan dari Balai Bahasa Jawa Timur( lembaga resmi dari kemendikbud yang fokus untuk mengajakan bahasa indonesia ke berbagai negara) yang sedang mengadakan kursus bahasa indonesia bagi orang thailand pas acaranya selesai habis itu aku tiba- tiba ditanya ma bapak- bapak yang dah sepuh * ketua program ini* kuliah dimana dll, beliau tanya pake bahasa thai campur arab dan aku jawabnya pake bahasa indonesia, dia paham, dan ternyata beliau keturunan ke-4 orang jawa yang pada masa dulu mobilisasi ke Thailand. Makanya disebut masjid Jawa, karena itu pemukiman keturunan jawa tapi sudah tidak bisa bahasa indonesia, walaupun bentuk bangunan dan beberapa adat jawa masih mereka lakukan *bangga jadi orang jawa :P *. Cara mereka ngaji pun seperti orang jawa( mbah- mbah kita dulu)  hehe..bisa dibayangkan kan?

Tiba- tiba aku suruh ngomong pake mix, terserah ngomong apa, lah...bingung to..niatnya kan jalan- jalan bukan ngisi seminar, ya dah aku perkenalan ja* mungkin kayak native speakernya kali :D *, setelah itu difoto- foto, weh... turis Indonesia ni. Hahaha. Setelah kegiatan mereka dibagikan tempe ya.. tempe makanan keseharianku – the taste of Indonesia-.
Setelah itu jalan kaki menuju stasiun LRT menuju gedung seni ( menurutku bentuknya lebih mirip mall masuknya juga gratis, Cumadicek pake logam detector ja) dan shoping di MBK mall( kayak blok M, tapi lebih bersih, hehe).katanya gak ke Bangkok kalo belom kesini, weh. Disini beli oleh- oleh dan cinderamata Bangkok, katanya kalo di Thailand oleh- olehnya lebih bervariasi dan murah, bisa ditawar juga, transaksinya pun menggunakan bahasa inggris ala kadarnya yang penting sama – sama mafhum :D, setiap bilang ‘kha pun kha’ mereka dah seneng banget.

Keluar dari MBK mall disambut dengan hujan deres banget nget nget plus angin kencang, padahal niatnya mau naik sampan tapi berhubung kereta jam 3 dan waktunya mepet akhirnya naik tuk-tuk( kendaraan khas thailand, bentuknya kayak bemo, kalo naik ni harus pinter- pinter nawar y) menuju stasiun Hua Lamphau. Good bye Bangkok.. see you next time. Dikereta pengen jajan cemilan di pedagang asongan( kata temen orang Thai kalo jual makanan haram, kita gak tau dan pengen beli, mereka gak ngebolehin, ok kita coba) 2 pedagang aku tanya dan mereka bilang no no this is pork, mantap dah...mereka paham betul kalo muslim gak boleh konsumsi pork( bahkan mereka tahu istilah ‘babi’) dan dog.
Tiba di Padang Besar pukul 8 pagi, Padang besar Malaysia termasuk dalam negeri Perlis, setelah ngurus keimigrasian di Thailand dan Malaysia, kita langsung menuju loket KMT, ternyata tiket ETS Padang Besar – KL adanya pukul 04:55 sore, weh...mpe berlumut tu kalo nunggu di stasiun, akhirnya sarapan dulu di kantin stasiun, halal menu disini dan relatif murah, aku makan nasi dan sotong( cumi- cumi) plus air minum cuma 5 RM, sarapan sambil searching tempat wisata sekitar stasiun dan tak lupa nitipin barang dulu di kantin( kantinnya menerima penitipan barang, bayarnya 5 RM, lumayan lah daripada harus gotong barang kemana- mana).
Akhirnya kita jalan kaki menuju Arked Niaga, disini banyak kuliner Thailand, barang- barang yang dijual pun kebanyakan malah hampir semua produk dan cinderamata tulisannya Thailand, bahkan aku liat batik solo yang dijual heheh, disini juga bebas bea cukai, jadi relatif murah. Dan hampir semua penjualnya orang melayu pake jilbab. Banyak pula tentara Thailand, iyalah namanya juga perbatasan. Disini juga banyak kita temui mobil atau motor plat Thailand.

Setelah solat duhur jama’ ashar di masjid deket arked niaga, di masjidnya banyak musafir juga kayaknya, coz sholatnya pada dijama’ , disini juga banyak bas pesiaran- bis pariwisata-.  Kemudian jalan- jalan lagi dan kembali ke stasiun, diatas JPO kita bisa melihat truk tronton ngangkut peti kemas dan kontainer barang ekspor impor. Pukul 4: 30 pintu ETS baru dibuka dan para penumpang baru boleh masuk. Ilalliqo’ Padang Besar  negri Perlis...
Sampai di KL Sentral pukul 10:00 malam, mau tidur di suraunya tapi takutnya teller, besok hari terakhir di KL rencana pusing- pusing :D. akhirnya searching hotel murah di KL, pertama dapet yang sekitar KL sentral, pas dah sampai sana ternyata resepsionisnya bule dan speak English only, trus tempatnya kurang kondusif, banyak cowok yang lagi main billiard dan full music, akhirnya searching lagi dan dapat di daerah bukit bintang dengan harga 70 RM / malam, pertamanya Cuma booking semalam berharap besok dapet yang lebih murah, heheh..
Keesokan harinya searching lagi dan telpon beberapa hotel ternyata harganya diatas 70 RM, diputuskan untuk booking semalam lagi, malam terakhir di KL. Setelah itu keluar cari sarapan muter- muter berharapnya dapat restoran pribumi, tapi semua yang dilihat restoran luar, mau gak mau masuk ke restoran India dan pesan … mie goreng hahaha… 

First destination adalah “batu caves”, untuk menuju kesana naik KMT tujuan akhir “batu caves” dari KL sentral tiketnya 3RM. Mudah untuk menemukan objek wisata ini, karena posisinya yang tepat disebelah halte KMT dan banyak turis yang menuju kesana, jadi gak takut nyasar :P.
“Batu caves” adalah kuil orang hindu terbesar yang terdapat patung dewa mereka tertinggi berlapis emas yang berada diluar India, saat kesana kita serasa berada di India, karena semua pedagang kaki lima, petugas tiket, semua – semuanya adalah orang India dengan pakaian adat mereka. Dipelatarannya banyak kita jumpai monyet- kayak di grojogan sewu ja- dan burung dara, da nada beberapa tempat yang tertulis “ no shoes” artinya kalo kita mau kesana harus lepas alas kaki, gak maul ah aku kesana. Aku Cuma masuk ke gua Ramayana, gua ini berada didalam bukit dan didalamnya terdapat banyak pahatan kehidupan dewa hindu, ada tangga naik pula yang cukup tinggi, diatasnya ruangan kosong yang banyak kelelawarnya, masuk ke gua ini kita harus merogoh kocek 5 RM, disamping gua ada kayak taman, entah apa isinya, karena masuknya berbayar, akhirnya gak masuk hahaha… sebelahnya lagi ada tangga naik keatas bukit, naik dan diatas gak tau tempat apa, masih kosong dan banyak pekerja yang gi renovasi atau gimana entah. Dipertengahan tangga ada cabang tangga naik, disana ada “ dark cave” conservation site and natural history gallery, tapi aku gak masuk kesana karena biayanya lumayan dan bukanya hari tertentu ja.

Destinasi selanjutnya adalah masjid jamek, untuk menuju kesana harus naik KMT lagi menuju KL sentral, dan dari sana naik LRT tujuan masjid jamek. Setiba di stesen masjid jamek, ni stesennya bagus sangat, lorongnya panjang dan dinding lorong dihias dengan karikatur sastra melayu. Setelah solat duhur jama’ ashar di masjid ini* gak banyak foto di masjid ini karena arena untuk foto dibatasi. Rencana mau ke masjid india yang jaraknya tak jauh dari masjid jamek, tapi saat lihat petunjuk arah, tertulis “dataran merdeka”, akhirnya mengikuti arah dataran merdeka. Dataran merdeka adalah semacam kota tua dengan bangunan kuno khas inggris, ada sejenis jam bigbeng pula kayak di Inggis. Kayaknya sedang ada renovasi juga, karena banyak pekerja yang berseliweran. Ada pula museum tekstil, tapi saat itu sudah pukul 5 jadi dah tutup. Setelah muter- muter dengan pemandangan yang eksotis, karena dari sini bisa lihat kubah masjid jamek yang tampak megah dan pemandangan kota KL.
Ditengah dataran merdeka ada tiang bendera besar seperti monumen lah yang mengibarkan bendera setengah tiang, what??? Ada apa??? Oh ya tadi pagi saat lihat berita dikabarkan bahwa Raja Kedah wafat semalam, jadi selama 7 hari berturut- turut seluruh Malaysia berkabung. Disekitar tiang bendera ada air mancur dan foto- foto perdana Malaysia beserta profilnya dari pertama sampai yang keenam.
Tak jauh dari dataran merdeka ada ” jam detik”, jadi ada bangunan yang dikelilingi oleh air terjun, untuk masuk kebangunan itu biar gak basah, menunggu didepan air selama 10 detik dan airnya akan berhenti. Saat aku kesana masih banyak pekerja, jadi belom beroprasional.

Setelah itu mencari halte bas untuk menuju destinasi selanjutnya yaitu KLCC untuk menyaksikan air mancur menari, tapi sebelum ke KLCC muter- muter KL dengan Go- KL semua rute di coba, jadi anggap saja dah keliling seluruh KL lah, heheh.. dan cari makan dapatnya menu “ rebola daging”, bakso sih menurutku, tapi disajikan dengan nasi dan telor asin, trus daging baksonya kayaknya dicincang kasar.
Nyampai KLCC sekitar pukul 10 malam, dan ternyata air mancur menari adanya sebelum jam 9, yah… gagal donk liat aslinya, semoga suatu saat punya kesempatan untuk menyaksikannya. Tapi pemandangan petronas saat malam hari yang memukau serta banyaknya orang local maupun wisatawan mancanegara masih pada nongkrong di depan petronas lumayan mengobati kekecewaan karena gak bisa melihat air mancur menari. Setelah foto- foto dan nongkrong sesaat, akhirnya jam 10:45 pergi ke halte bas untuk mengejar bas terakhir* karena menurut info bas terakhir jam 11. Sampai di bukit bintang sekitar jam 11: 30, dan suasana lebih rame daripada siang hari. Setelah melewati lautan manusia akhirnya sampai di pulau kapuk dan… zzzz…. Untuk melanjutkan perjalanan keesokan harinya harus balik kampong.
Baru check out dari hotel pukul 10, tanpa mikir sarapan langsung menuju halte LRT menuju KL sentral, dari Kl sentral dilanjut dengan naik KLIA Ekspress kereta api cepat menuju bandara yang hanya memakan waktu 28 menit dengan jarak sekitar 50 KM dan harga tiketnya 55 RM. Sampai di KLIA 2 pukul 11:30 baru nyari sarapan lalu urus imigrasi dan…. Good bye Malaysia.. see u letter. Next trip Jakarta- Batam – Singapura- KL. Aaaamiiii… nabung dulu y guys.. terima kasih dah mau membaca storyku, semoga sedikit memberi gambaran dan inspirasi :D.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar