Hari Senin aku kontak beberapa
temen dan share pengumuman di WA buat nemenin ke Kebun Raya Bogor (KRB), tapi
yang bisa hanya 1, ya sudahlah…berdua saja denganmu. Keesokan harinya Selasa,
23 Januari 2018 jam 7 aku janjian meet up ma temen di stasiun Pasar Minggu,
jadi kita naik kereta karena selain efektif juga efisien biayanya pun murah
Cuma 5000 rp dah sampai stasiun Bogor kota dengan memakan waktu -+ 45 menit.
Keluar stasiun kearah tempat mangkalnya angkot gak perlu naik JPO, kalo masih
bingung mending Tanya orang aja deh daripada nyasar, hehehe…
Akan kita dapati banyak angkot
warna hijau dengan nomornya masing- masing, nah kita pilih nomor 03 atau 02,
kalo naik 03 kita akan diturunkan di gate 3, sedang kalo naik 02 kita bisa
turun di gate utama. Tapi kalo saran aku sih mending kita masuk via gate 3
karena akan ada banyak tempat yang akan kita kunjungi yang belom tentu bisa
kita kunjungi kalo kita masuk via gate 1 secara luasnya aja 87 Ha
Didepan gerbang kita akan
diperiksa sama paspampres, kok bisa?? Emang ada presiden ya?? Iyalah ada kan ni
Kebun sampingan ma Istana Presiden Bogor. Setelah itu kita akan dapati loket
tiket, untuk wisatawan local macam saya sih cukup merogoh kocek 14 rb, termasuk
murah sih menurutku, karena didalamnya kita akan disuguhi pemandangan yang
memukau.
Disini kita gak akan tersesat
kok, karena dimana- mana akan kita dapati peta dan papan penunjuk arah, jadi y…
jalan aja lah ikuti suasana hati, cie… ternyata ni kebun raya usianya sudah 2
abad ( 1817-2017) wow..dari jaman pejajahan, dan kebun raya ini memang
didirikan oleh Reinwardt yang berkebangsaaan Jerman( akan kita temukan tugunya
disini).
Menelusuri jalan, taman, airm
mancur, tugu entah namanya apa, suasananya adem banget hingga kita menemukan
taman Mexiko, ditaman ini kan kita temui tumbuhan khas daerah kering seperti
kaktus tamannya dibuat seperti tandus, padahal ini kan terletak dikota hujan.
Disini juga ada patung musisi khas Mexico.
Menelusuri jalan hingga menemukan
gate utama, digate utama ini dibedakan antara jalur pejalan kaki dan kendaraan,
untuk jalur khusus pejalan kaki kita naik ke lantai 2 bangunan yang mana lantai
1 digunakan untuk kantin. Berjalan sebentar dari pintu utama ini kita menemukan
Monumen Laddy raffles yang didirikan oleh Sir Thomas Stamford Raffles, seorang
Letnan Gubernur Inggris di Pulau Jawa ( 1811-1816) sebagai kenanagn kepada
istrinya Olivi Mariamne Raffles yang meninggal aoda tahun 1814 pada usia 43
tahun karena malaria. Sebait kata- kata puitis klasik yang ditemukan di tugu
ini adalah tulisan Olivia sendiri.
Disamping tugu ini kita akan
mendapati salah satu situs menarik yaitu danau Gintung, dari danau ini kita
bisa nongkrong sambil memandang istana Presiden Bogor. Nah tepat didanau ini
sebrang istana presiden kita dapati prasasti Georg Karl Reinwardt ahli botani
Jerman pendiri KRB.
Kemudian kita menelusuri jalan
menuju makam Belanda, apa istimewanya makam?? Walaupun lumayan mistis karena
makam ini dikelilingi oleh pohon bamboo yang lebat sampai terasa agak gelap,
eh.. apa karena emang gi mendung y… hehe.. tapi disini adalah makam orang-
orang penting dan nisan yang ukirannya unik, maaf untuk yang makam ni aku gak
berani take pict, cz dah ngeri duluan mbayangin noni- noni di film horror, hahaha…
Berjalan tak terlalu jauh akan
kita dapati taman Teijsmann yang diangun pada tahun 1884 oleh Melchior Treub
sebagai bentuk penghargaan kepada Johannes Elias Teijsmann atas jasanya dalam
mengembangkan dan merekolasi koleksi tanaman di KRB. Taman ini dibuat dengan
mengikuti pola taman formal berupa kumpulan tanaman yang ditata secara simetris
seperti di Negara- Negara Eropa dan ditengahnya ada tugu peringatan bagi
Teijsmann yang terbuat dari batu granit yang khusus didatangkan dari Berlin
Jerman. Karena saat disini hujan turun, jadi kita gak lama- lama nongkrong
ditaman ini.
Sambil menuju pintu utama kita
mampir ke museum zoology, masuk ke museum ini kita sudah tidak dibebankan
dengan biaya lagi , sudah termasuk paket tiket masuk yang 14rb tadi, makanya tadi
aku bilang murah karena kalo ditempat lain masuk museum tu bayar lagi. Apalagi
musiumnya bagus dengan koleksi berbagai jenis satwa yang diawetkan. Salah satu
koleksi yang paling menarik di musium ini adalah sebuah kerangka tulang utuh
dari makhluk terbesar didunia yaitu paus biru( blue whale).
Dari sini kita menemukan
laboratorium Treub, tapi sayang kita tidak bisa masuk karena emang tidak dibuka
untuk umum. Nama laboratorium yang memiliki arsitektur tua ala Eropa jaman old
ini diambil dari nama salah satu direktur di KRB yaitu MelchiornTreub yang
merupakan ahli botani pendiri Buitenzorg Landbouw hogeschool yang merupakan
cikal bakal ITB.
Sebelum pulang kita sempatkan
mampir ke garden shop, satu- satunya toko yang menjual cinderamata KRB dan
tanaman hias. Pas mau pulang… eh hujan padahal kita dah diluar gerbang, nyari
makan bingung juga mau makan dimana, akhirnya kita inisiatif makan dikantin
yang ada didalam komplek KRB,
tapi… kira- kira boleh gak y kita masuk lagi??
Kan dah keluar. Eh,, ternyata boleh, dan makanlah kita di kantin KRB yang asri
sambil menyantap kwetiau dan menikmati hujan samabil nyeruput the hangat yang
disediakan Cuma- Cuma bagi pengunjung… wah… nikmatnya hidup… yang belum sholat
don’t worry.. disini ada mushola dan toilet kok..
Itulah petualangan kita selama
sehari di KRB, waktunya balik… good bye KRb see u next time.. pokoknya suatu
saat aku mau ke KRB lagi… oh ya ada momen yang menarik saat kita di KRB,
gempa…. Inget gak???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar