Selasa, 14 Juli 2015

الَّلهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنَّا






“ Ya Allah Engkau adalah maha pemaaf, mencintai orang yang memberi maaf, maka maafkanlah kami”
Makna dari : “ maafkanlah kami”
Permintaan hamba kepada Rabb nya agar memaafkannya mencakup 3 hal:
1.      Memaafkannya ketika di akhirat kelak, yaitu dengan tidak menghuhumnya atas dosa- dosa yang telah ia lakukan, dan ini adalah permintaan yang paling utama.
2.      Memaafkannya didunia, yaitu Allah menghilangkan apa – apa yang ada dalam hatinya dari berbagai macam penyakit hati yang membinasakan seperti iri,dengki, berbangga dengan diri sendiri, riya’, dan sisa- sisa dosa yang memberatkan hati atau membekas didalamnya dan sejenisnya.
3.      Memaafkan badannya ketika di dunia, yaitu dengan tidak terkena penyakit ataupun tidak tersisa dari padanya segala macam penyakit.
Seandainya manusia berfikir tentang makna do’a ini serta kandungan yang terdapat didalamnya, maka mereka akan tahu bahwa mengapa Nabi SAW mewasiatkan kepada Aisyah ra agar memperbanyak do’a ini pada malam lailatul qodr? Dan manusia pun tidak akan lupa untuk m embaca do’a ini lebih dri sekali.

Kamis, 09 Juli 2015

Tadabbur Surat Al Qodr



Tadabbur Surat Al- Qodr
 إنَّا أنْزَلْنَاهُ فِي لَيلَةِ الْقَدْرِ 
1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan
   وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْر                                                                                                  
2. dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu?
  لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
3. malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. 
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ   

4. pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
Didalam ayat ini Allah Ta’ala mensifati turunnya malaikat dekat kata تنزل , sedangkan dalam ayat lain Allah mensifati turunnya malaikat ketika meninggal seorang hambaNya yang sholih dengan kata تتنزل sebagaimana dalam surat Fushilat ayat 30.
 

.   إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ

30. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu".

Kemudian apa beda antara 2 kata dalam bahasa arab ini? Padahal artinya sama- sama turun.
Penambahan huruf merupakan penambahan makna dalam bahasa arab, turunnya malaikat pada malam lailatul Qodr adalah turun yang tidak ada pengulangan disetiap malam pada malam- malam lain pada tahun itu, dan tidak ada yang menerupainya.
Sedangkan turunya malaikat maut adalah suatu hal yang terulang setiap saat setiap hari; karena kematian merupakan sunah alam, maka dari itu ada penambahan huruf ta’ didepannya yang artinya pengulangan atau secara terus- menerus.
Dan Allah mendahulukan turunnya Malaikat daripada turunnya Ar Ruh (Jibril), Allah berkalam: “pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril” dan tidak mengatakan “ pada malam itu turun malaikat Jibril dan malaikat- malaikat”, padahal Jibril lebih agung kedudukannya daripada semua malaikat??
Pengakhiran ini menunjukkan akan kemuliaan Jibril as. Seakan- akan para malaikat mengelilingi Jibril seperti             karena ketinggian derajtnya disisi Allah Ta’ala.
( Dengan izin Rabbnya)
Menandakan bahwa para malaikat dan Jibril tidak turun ke Bumi kecuali dengan izin Allah Ta’ala.
Seorang mufassir mengatakan : Sesungguhny a malaikat sangat rindu untuk melihat hamba Allah yang sedang beribadah kepada Allah dengan sholat, puasa, sedekah, dan segala ketaatan lainnya. Mereka ingin mengucapkan salam atas mereka; maka mereka pun meminta izin kepada Allah untuk turun ke Bumi. Ketika Allah mengizinkan maka mereka turun ke bumi secara berkelompok- kelompok hingga penuhlah bumi dengan mereka.
( untuk mengatur segala urusan)
Ayat ini sesuai denan kalam Allah dalam surat Ad Dukhon ayat 4.
  فِيْهَا يُفْرَقُ كُلُّ أمْرٍ حَكِيْم
"pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah."

Para Ulama bersepakat bahwa malaikat turun dengan membawa takdir manusia selama satu tahun ini yang telah tertulis dalam lauh Al Mahfudz, dari rizkinya, kehidupan, kematian, kebahagiaan, maupun kesusahan.
Maka dari itu kita memohon kepada Allah agar pada malam yang penuh barokah ini Allah menuliskan kebahagiaan untuk kita, Aaamiiin.
Para malaikat sangat rindu untuk berjumpa dengan kita dan mengucapkan salam kepada kita, lantas apa yang telah kita siapkan untuk menyambut mereka???
اللهم إنك عفو كريم تحب العفو فاعف عني
Ya Allah sesungguhnya engkau maha Pemaaf lagi pemurah, menyukai orang- orang yang memaafkan, maka maafkanlah segala kesalahanku..



Rabu, 08 Juli 2015

I'tikaf




Beberapa masalah tentang I’tikaf
Oleh: Syaikh Sholih bin Fauzan Al Fauzan – hafidzohullah-
I’tikaf adalah ibadah yang agung, sebagaimana kalam Allah kepada Ibrahim dan Ismail as, yang termaktub dalam surat Al Baqoroh ayat:  125
  أن طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِيْنَ وَالْعَاكِفِيْنَ وَالرُّكَعِ السُّجُودِ
"Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud".

 وَلاَ تُبَاشِرُوْهُنَّ وَأَنتُمْ عَكِفُوْنَ فِيْ المَسَاجِدِ
(tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam masjid- Al Baqoroh: 187-

Ini adalah sunnah Nabi SAW yang mana beliau ber I’tikaf pada 10 malam pertengahan bulan Ramadhan untuk mencari Lailatul Qodr, kemudian pada akhir hidupnya beliau ber I’tikaf pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan, setelah jelas bahwa Lailatul Qodr terdapat pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan, beliaupun mengajak serta istri- istri beliau untuk ber I’tikaf.
I’tikaf adalah berdiam diri di masjid dengan maksud untuk beribadah kepada Allah saja, dengan sholat, dzikir, membaca Al Qur’an, serta menjauhkan diri dari segala urusan dunia serta membicarakannya didalam masjid.
Ibadah I’tikaf disyariatkan pada setiap waktu, idak harus pada 10 malam terakhir bula Ramadhan, akan tetapi I’tikaf pada malam terakhir bulan Ramadhan lebih utama.adapun mengkhususkan hari- hari tertentu untuk I”tikaf adalah tidak boleh, seperti mengkhususkan gari arofah untuk ber I’tikaf, dan I’tikaf  harus di masjid- masjid yang didirikan sholat berjama’ah didalamnya. Dan yang lebih utama adalah I’tikaf di 3 masjid- masjid Al Haram, masjid An Nabawi, dan masjid Al Aqsha-.
Adapun kebutuhan orang yang ber I’tikaf untuk membeli makanan via handphone dimasjid apakah tergolong jual beli didalam masjid??
Tidak disebut jual beli jika dia tidak menyebutkan akan membeli berapa rupiah, hanya bilang “ tolong bawakan saya makanan untuk buka, tanpa menanyakan harganya, hal ini tidak mengapa karena kebutuhan darurat.
Dalam I’tikaf tidak ada batas waktu minimum atau maksimum, walaupun Cuma 1 jam tetap terhitung I’tikaf. Dan diapun boleh memilih masjid manapun yang dia sukai.
Waktu I’tikaf dimulai sesuai waktu yang telah dia niatkan, misalnya niat berniat untuk I’tilaf pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan, maka I’tikaf dimulai pada awal malam tanggal 21 Ramadhan dan diakhiri pada akhir bulan. Adapun masalah niat cukuplah didalam hati dan tidak perlu dilafalkan dengan lisan.
Dan diperbolehkannya pindah I’tikaf dari satu masjid ke masjid yang lainnya. Dan diperbolehkannya I’tikaf pada malam hari saja pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan, sedangkan malam dimulai sejak tenggelamnya matahari hingga terbitnya fajar.
Adapun hal- hal yang membatalkan I’tikaf adalah jima’ dan murtad- wa na’udzubillah-
Dan I’tikaf disebuah ruangan yang terletak didalam masjid , jika pintunya dan tempat masuknya didalam masjid maka dia terhitung sebagai masjid, adapun jika pintunya diluar masjid maka tidak terhitung sebagai masjid walaupun dia berada dalam komplek masjid.
-Selesai-