Sahabat adalah kosa kata yang tidaklah asing lagi
ditelinga kita, semua orang dari yang muda hingga yang tua mengenal makna
sahabat.
“Si A adalah sahabatku”, kata seorang anak sd saat
ditanya siapakah teman sekelasnya yang bernama si A yang selalu terlihat
bersama- sama .
Kata sahabat merupakan kata serapan yang berasal dari
bahasa arab, ص ح ب yang
artinya menemani dan menyertai. Ya dialah sahabat, orang yang selalu menyertai
dan menemani kita dalam segala keadaan, baik lapang maupun sempit.
Dan kata sahabat pun sudah popular sejak zaman nabi;
yang mana nabi saw mempunyai banyak sahabat yang setia menyertai dan mengikuti
petunjuk beliau. Beliaupun menganjurkan
kita untuk selalu bersahabat dengan orang baik, ahli ibadah, yang taat kepada
perintah Allah, serta menjauhi sahabat yang buruk dan ahli maksiat yang akan
berpengaruh terhadap keselamatan kita baik di dunia maupun di akhirat dan hanya
orang muslim saja yang disebut sebagai sahabat beliau . Seorang sahabat adalah
cerminan dari sahabatnya, jika kita ingin mengetahui seseorang maka kita dapat
melihat siapa saja sahabatnya yang selalu bersamanya.
Ingatkah kita akan cerita Uqbah bin Abi Mu’ith salah
seorang yang terhormat dikalangan kaum Quroisy. Suatu hari Uqbah bin Abi Mu’ith
mengundang seluruh orang terpandang dikalangan quroiys untuk datang kerumahnya,
semua tamu undangan hadir kecuali Rosulullah SAW, setelah ditanya kenapa beliau
tidak menghadiri undangan? Beliaupun mensyaratkat keislaman Uqbah bin Abi
Mu’ith, dan Uqbah bin Abi Mu’ith pun masuk islam sehingga Nabi Muhammad SAW
memenuhi undangan Uqbah bin Abi Mu’ith untuk datang kerumahnya. Saat Umayyah
bin kholaf yang merupakan sahabatnya mengetahui keislamannya, diapun bertanya:
“ kenapa kamu masuk islam?”. “ saya ingin semua orang terhormat dikalangan
Quroisy masuk kedalam rumahku”,jawab Uqbah bin Abi Mu’ith. “ kalau begitu aku
haramkan perkataanmu dan rumahmu atas diriku sampai kamu kembali kepada agama
nenek moyangmu”, kata Umayyah bin Kholaf. Dengan begitu maka keluarlah Uqbah
bin Abi Mu’ith dari islam, inilah sahabat…
Beliau juga memberi permisalan bagi sahabat yang baik
adalah seperti berada didekat penjual minyak wangi, walaupun kita tidak
mendapatkan minyak wanginya tapi kita mendapatkan harumnya minyak wangi
tersebut, begitu sebaliknya perumpamaan sahabat yang buruk adalah seperti
berada didekat pandai besi, kita kan terkena imbas panas dan bau.
Sebagian besar kita bermudah- mudah dalam hal memilih
sahabat dan bergaul dengannya serta berpikir,
tak apalah saya bersahabat dengan ahli maksiat, kan saya sudah besar dan bisa
membedakan mana yang baik dan mana yang yang buruk.
Marilah kawan kita menengok sejarah, nabi Muhammad SAW turun kepadanya wahyu pertama yang
menandakan kenabian beliau pada usia 40 tahun. Dan tahukah kawan kisah kematian
Abi Tholib paman nabi SAW yang melindungi beliau dari siksaan musyrik quroys
dan mendukung dakwah beliau serta mempercayai risalah beliau, dan Nabi SAW pun
sangat mengharapkan hidayah turun kepada pamannya. Saat abu tholib sakit
sebelum kematiannya, nabi SAW mengunjungi beliau, didapati disamping abu tholib
telah ada sahabatnya Abu Jahl dan Abdullah bin Abi Umayah, nabi pun terus
menyuruh pamannya agar mengucapakan “lailaha illallah “sebuah kalimat yang
dapat menjadi hujjah agar membebaskan abu tholib dari siksa Allah, tapi sahabat
Abu Tholib tak mau kalah dengan mengatakan “ apakah kamu akan ingkar kepada
keyakinan Abdul Mutholib?”. Dan akhirnya Abu Tholib pun meninggal dan dia tetap
berada dalam kemusyrikan. Inilah sahabat, ..
Ingatkah kita akan perkataan Imam Ahmad bin Hambal:
janganlah bersama ahli maksiat, karena bisa jadi adzab Allah turun kepada
mereka dan kamu berada diantara mereka, dan hanya bersama ahli maksiat adalah
sebuah kemaksiatan kalau niatnya bukan untuk mendakwahi mereka . Seorang pemuda mengunjungi sahabatnya yang ia
ketahui sebagai pecandu narkoba, saat sampai di rumahnya didapati sahabatnya sedang pesta narkoba bersama kawan- kawannya
yang lain, tidak lama kemudian tiba-
tiba polisi menggrebek dan menangkap mereka, dan pemuda malang yang baik hati
ini pun ikut tertangkap dan
dipenjara, dibebaskan 3 hari kemudian setelah diketahui bahwa dia tidak termasuk
yang mengkonsumsi narkoba. Selama dalam penjara dia pun menyesali kenapa tetap
berteman dengan ahli maksiat? Sehingga dia terkena hukuman dengan dipenjara
selama 3 hari.
Inilah sebagian persahabatan yang tidak berlandaskan
keimanan kepada Allah, bahkan sebagian kita
tanpa malu bermaksiat dihadapan Allah karena sahabat. Yang akan
menyebabkan perdebatan dan pertengkaran kelak di akhirat. Kenapa dahulu kamu
mengajak saya untuk bermaksiat kepada Allah? Kamu lah yang pantas mendapatkan
siksa dari Allah.
Kita semua menginginkan agar yang mengantarkan jenazah
kita kelak adalah orang yang beriman,ahli ibadah,yang akan mendoakan kebaikan
kepada kita, maka bersahabatlah dengan
orang mukmin yang mengajak kita kepada kebaikan . Siapakah sahabat kita??semoga
kita mendapat sahabat yang sholeh yang mengingatkan dikala kita lalai, dan
memotivasi kita untuk selalu berbuat kebaikan.
Jika kita dekat dengan ahli ibadah
maka ahli maksiat akan menjauhi kita , begitu sebaiknya saat kita dekat dengan
ahli maksiat maka ahli ibadah akan menjauhi kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar