Kamis, 28 Januari 2016

Permulaan Perang dalam Sejarah Islam (2 - Habis )



 Nabi SAW dan pasukannya berjalan menuju Badr, mereka pun berhenti didekat Badr, dan Nabi pun mengatur pasukan, kemudian pergi untuk memeriksa keadaan dengan sahabatnya Abu Bakar ra. Nabi SAW melihat seorang yang sudah tua dari suku badui dan bertanya: “ Wahai laki- laki, beri tahukan kepada kami tentang Quroisy dan pasukan Quroisy, tentang Muhammad dan para sahabatnya”. Laki- laki ini menjawab:” siapakah kalian?”, “ kami tidak akan menjawab sebelum kamu menjawab pertanyaan kami”. Nabi menanyakan tentang diri sendiri dan pasukannya untuk mengelabui karena dalam perang boleh melakukan tipu daya, yangmana laki- laki ini adalah orang yang sangat tahu tentang perjalanan, safar, dan jalan- jalan, ia berkata: “ Aku mengabarkan kepada kalian bahwa kaum Quroisy keluar pada hari ini dan ini, jika orang yang yang mengabarkan kepadaku adalah orang yang jujur, maka mereka sekarang ada di tempat ini dan ini, adapun muhamad dan para sahabatnya keluar pada hari ini dan ini, jika orang yang yang mengabarkan kepadaku adalah orang yang jujur, maka mereka sekarang ada di tempat ini dan ini”. Laki- laki ini pun bertanya: “ siapakah kalian?”, Nabi SAW menjawab : “ kami dari air”, kemudian Nabi meninggalkannya. Laki- laki ini menerka dari air apakah mereka? Apakah mata air Iraq?, sedangkan maksud Nabi SAW adalah air yang diciptakannya manusia darinya; karena setiap manusia tercipta dari air.
Nabi SAW pun kembali ke pasukannya, ketika tiba waktu sore, Nabi SAW mengutus 3 orang untuk menemukan tempat yang cocok, Ali bin Abi Tholib, Sa’ad bin Abi Waqosh, Zubair bin Awwam.  Mereka pun sampai di sumur di Badr, mereka melihat 2 anak kecil sedang minum dari air sumur dan mengambil air, mereka pun bertanya:  siapa kalian? Dan untuk siapa kalian mengambil air?”, kedua anak kecil ini menjawab: “ kami mengambilkan minum untuk pasukan Quroisy”. Maka mereka membawa kedua anak kecil ini kepada Rosulullah dan didapati Rosulullah sedang sholat, mereka pun kembali mengintrogasi kedua anak kecil ini, setiap ditanya dan menjawab kami mengambil air untuk Quroisy, maka dipukullah kedua anak kecil ini. Yang menandakan bahwa mereka tidaklah menginginkan jawaban ini, mereka menginginkan jawaban bahwa kami mengambilkan air untuk Abu Sufyan, mereka masih berharap akan bertemu dengan pasukan Abu Sufyan. Hingga kedua anak ini menjawab bahwa kami memberi minum Abu Sufyan, maka ditinggalkanlah mereka. Ketika Nabi SAW selesai sholat, beliau berkata:” Ada apa dengan kalian, saat kedua anak kecil ini menjawab jujur, kalian memukulinya, akan tetapi saat berbi=ohong kalian membiarkannya”. Nabi SAW pun bertanya kepada kedua anak kecil ini:” dimanakah mereka?”,
“mereka ada dibalik lembah ini pada tempat yang jauh”,
“ ada berapa mereka?”,
“ banyak”,
 “ berapa jumlah mereka?”,
kami tidak tahu”,
“ berapa banyak mereka menyembelih hewan ternak?”
“ pada suatu hari mereka menyembelih 9 unta, dan hari ini mereka menyembelih 10”,
Nabi SAW berkata kepada sahabatnya bahwa jumlah mereka sekitar 900 – 1000 orang, lalu Nabi bertanya kepada kedua anak kecil ini:” siapakah pemuka kaum diantara mereka?”,
“ Utbah dan Syaibah bin Robiah, Umayah bin Kholaf, Abul Bahtary, Hakim bin Hizam, fulan dan fulan”,
Maka Nabi SAW berkata :” wahai sahabatku ketahuilah bahwa kaum Quroisy mengeluarkan jantung hati mereka kepada kalian”.
Sampailah Nabi SAW dan sahabatnya di Badr, berkatalah Khobab bin Mundzir: “ Wahai Rosulullah, inilah tempat yang telah ditentukan oleh Allah, kenapa kita tidak maju atau mundur sekalian? Ataukah ini hanyalah tipu daya? ”,
“ ini hanyalah tipu daya semata”,
Maka Khobab pun mengeluarkan pendapat bahwa mereka harus berada didekat sumur dan menguasainya, sehingga kita bisa meminum darinya dan mereka tidak bisa minum. Tersenyumlah Nabi dan berkata:” sebaik- baik pendapat adalah pendapatmu”, dan beliau pun mengambil pendapat ini.
Datanglah Sa’ad bin Mu’adz dan berkata:” kami akan  buatkan tenda khusus agar engkau bisa beristirahat didalamnya, tempat untuk mengatur strategi perang”, maka Nabi menyetujuinya, mereka bermusyawarah didalamnya. Datanglah seorang pemuda dari Anshor yang mengemukaan pendapat briliantnya; yang mana ia adalah pemimpin perang dan pemimpin umat ini.  Setelah ditetapkan posisi masing- masing pasukan dan dibagi tugas bagi masing- masing pasukan,    
Adapun ditempat lain, kaum Quroisy mempersiapkan pasukan, yangmana posisi mereka sangat dekat dengan pasukan kaum muslimin, mereka berusaha ingin mengambil air dari sumur, akan tetapi tidak bisa, setiap dari mereka mendekat untuk mengambil air dibunuh, kecuali Hakim bin Hizam, karena Allah mentaqdirkan bahwa kelak ia akan amsuk islam. Pasukan Makah melewati malam dalam keadaan ketakutan padahal jumlah mereka yang banyak dan sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi perang. Diutuslah salah satu dari mereka Umair untuk melihat keadaan pasukan muslimin, dia mengatakan bahwa jumlah kaum muslimin sekitar 300 orang dan melihat bahwa mereka adalah pasukan yang tidak takut mati, mereka semakin diliputi oleh rasa takut.
Hakim bin Hizam ingin mengundurkan diri dari peperangan, maka ia mendatangi Utbah dan meminta mengabarkan kepada pasukan bahwa mereka akan mundur. Ketika Abu Jahal mendengar hal ini, ia marah dan memutuskan akan tetap memerangi Muhammad karena rasa dengki dalam dirinya, maka ia mendatangi Amir, yang mana saudaranya baru saja terbunuh, dan mengatakan:” ini adalah kesempatan bagimu untuk membalaskan dendam atas kematian saudaramu”. Maka ia pun bersemangat untuk membalaskan dendam atas kematian saudaranya dan menyemangati orang- orang untuk berperang.
Pada malam ke- 17 pada bulan Ramadhan, malam jum’at pada tahun kedua hijriah, dan Nabi SAW pun sholat sepanjang malam, dan Allah menurunkan rasa kantuk kepada pasukan muslimin untuk menenangkan hati mereka, dan Allah menurunkan hujan sebagai rahmat bagi orang mukmin dan adzab bagi orang kafir.
“ (ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kaki(mu)” – Al –Anfal: 11-
Ini adalah malam yang mana paginya adalah perang terbesar dalam sejarah umat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar